Kamis, 05 Januari 2012

Gelap Apa Indah


Bumi tanpa cahaya mati? Begitulah jika manusia hidup tanpa adanya listrik yang membantu aktivitas manusia dalam segala hal. Kini, listrik semakin hari akan semakin berkurang yang mengakibatkan manusia semakin sulit dalam melakukan berbagai aktivitas. Listrik sudah menjadi napas kehidupan masyarakat Bali. Hambar rasanya jika di Bali tidak ada listrik. Tentunya kita harus melakukan berbgai hal dalam mengahadapi masalah tersebut. Bali merupakan daerah yang terkenal dengan tempat pariwisata. Banyak berdirinya gedung-gedung mewah seperti hotel bintang lima, restaurant, diskotik dan juga tempat-tempat lainnya. Tidak sedikit listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat di  Bali. Seperti yang telah disampaikan Mangku Pastika yang mengatakan proyek geothermal yang dilakukan di Bedugul gagal dilakukan karena ia kurang setuju dalam proyek geothermal.  Banyak kontra yang mengeluhkan dengan adanya proyek yang dilaksanakan  di Bedugul. Meghilangkan keasrian, keindaha, keajegan, dan lain-lainnya yang mengnganggap pembangun geothermal kurang baik. Tentunya bagaimana manusia melestarikan alam bukan mengkambing hitamkan geotherman yang menjadi korban.   
Ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan pembangunan geothermal di Bedugul.. Salah satunya dari I Putu Gede Sutharyana Tubuh Wibawa,S.pd.. Beliau menulis opini  “ Pilih listrik atau Alam Bali “Marah” hanya, disisi lain paham Tri Hita Karana dan Ajeg Bali yang telah tumbuh dan menjadi karakter masyarakat Bali? Tentu tidak  dapat dipandang sebelah mata. Mari kita berandai-andaikan proyek geothermal itu jadi dilaksanakan. Bedugul yang mulanya indah, tentu sedikit demi sedikit berubah menjadi sebuah kawasan PLTB yang modern dan penuh dengan truk lalu lalang melintasi kawasan itu. Pohon-pohon ditebang dan berpotensi mengurangi produksi air untuk Bali. Penggunaan mesin dan pengeboran panas bumi yang dalam memicu pemanasan local bahkan global. Bedugul yang menjadi kawasan wisata lambat laun akan ditinggalkan karena tidak sejuk dan tidak asri lagi. Nuansa sacral upacara keagamaan akan semakin berkurang karena terganggu aktivitas pengeboran. Satu lagi, hal yang paling ditakutkan tentu kesalahan teknis fatal sebagaimana sumburan lumpur lapindo Sidoarjo.
Memang benar Bali dengan paham Tri Hita Karana dan ajeg Bali yang telah menkjadi karakter masyarakat Bali. Jika kita simak mengenai pendapat yang menganggap bahwa proyek geothermal di Bedugul mejadikan Bedugul yang mulanya indah menjadi kawasan PLTG ? Lebih baik seperti itu? Jika kehidupan masyarakat Bali menjadi lebih baik. Proyek geothermal dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik. Jika kita lihat Bali adalah tempat pariwisata yang penuh dengan gedung-gedung yang tinggi dan besar yang menggunakan listrik yang tidak sedikit pula. Hotel-hotel yang banyak yang ada di Bali memiliki kapasitas yang sangat tinggi dalam penggunaan energi listrik. Setiap tahunnya penggunaan listriknya naik hingga 10% per tahun yang diutarakan Mangku Pastika.  Menganggap dalam proyek pembangunan geothermal akan merusak keindahan dan keasrian Bedugul? itu bukan masalah yang sangat besar karena jika dikelola dengan baik maka hal seperti itu akan tidak terjadi. Jika tdak dicoba maka tidak akan tahu hasilnya.
Dalam hal ini, sebaiknya proyek geothermal tetap dilaksanakan demi mengatasi kekurangan energi listrik yang ada di Bali. Seperti yang dicanakan Menteri ESDM yang mengatakan bahwa dalam mengatasi kekurangan energi lisrik yang ada di Bali adalah dengan proyek geothermal. Mengapa begitu? Karena saat ini Bali semakin tahun harus memerlukan energi lisrik yang cukup banyak. Bali adalah tempat pariwisata yang memiliki gedung-gedung yang sangat tinggi. Seperti hal hotel dan juga rumah sakit yang memerlukan energi listrik yang lumayan cukup banyak dalam mengoperasikan semua yang berkaitan dengan listrik. Bedugul akan tetap indah bila geothermal dikelola dengan baik dan secara signifikan. Maka dari itu solusi yang paling baik ialah menerapkan geothermal di Bedugul untuk memenuhi kebutuhan energi  listrik di Bali.
Tidak ada salahnya jika proyek geothermal di Bedugul  jadi dilaksanakan. Coba kita pikirkan apa yang akan terjadi jika Bali kekurangan energi listrik. Mengingat kebutuhan listrik di Bali semkin meningkat pertahunnya. Jadi masikah kita harus menghalangi kebutuhan yang sangat penting ini? Apakah nanti Bali tidak adanya energi listrik atau Bali harus secara bergiliran untuk menggunakan energi listrik seperti yang pernah terjadi. Entahlah apa yang akan terjadi jika menganggap royek geothermal bukan solusi yang terbaik.
Demi mencapai kebutuhan energi listrik yang optimal maka jalan satu-satunya ialah proyek geothermal jadi dilakukan karena mengingat kebutuhan listrik di Bali semakin  meningkat. Maka dari itu kita harus secepatnya melakukan antisipasi agar tidak adanya kekurangan dalam energy listrik. Bali yang merupakan tempat pariwisata yang menggunakan energi listrik yang lumayan sangat banyak tidak mungkin kan tempat pariwisata harus adanya pemadaman listrik secara giliran atau Bali tidak adanya listrik. Bukan keasrian dan kelestaian yang menjadi penghalang dalam proyek geothermal.
Jadi, tidak ada salahnya kita melaksanakan proyek geothermal untuk membantu peningkatan penggunaan energi listrik Bali semakin meningkat pertahunnya. Toh, proyek geothermal ini demi kepentingan Bali dan proyek ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Bali dan kehidupan Bali. Tidak akan adanya pemadaman atau pengurangan dalam penggunaan energi listrik seperti yang terjadi jika geothermal tetap dilaksnakan. Untuk itu, Wisatawan yang datang ke Bali baik domestik dan manca Negara akan merasa nyaman datang ke Bali. Tidak akan adanya pengeluhan mengenai energi listrik yang melanda Bali. Namun, jika proyek tersebut sudah dicanangkan kita juga harus menjaga geothermal agar tidak terjadi hal yang tidak diingingkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar